Minggu, 09 Oktober 2011

Kisah Luar Biasa Dibalik Ledakan Bom di GBIS Kepunton Solo.

PRIYO.SANTOSO WEB Ditulis sendiri oleh Pdt. Jonatan Jap Setiawan, semoga boleh menjadi berkat bagi kita semua. Haleluya, nama Tuhan dipermuliakan! 1. 10:53 Minggu 25 September 2011 jam 10:45. Ibadah baru saja usai. Doa berkat telah selesai disampaikan. Jemaat sedang berjalan keluar dari dalam gedung Gereja. Pemuji dan pemusik sedang menaikkan puji-pujian. Baru saja, Pdt. Sigit Purbandoro dari Surabaya menyampaikan Firman Tuhan mengenai “Pertolongan Tuhan” yang terambil dari Mazmur 121:1-8. Semuanya kelihatannya berjalan dengan lancar sepereti biasanya. Tiba-tiba terdengar ledakan keras. Puji-pujian langsung berhenti. Saya berpikir speaker sound system yang meledak. Saya langsung berlari ke tengah mimbar dan dari atas mimbar terlihat ada asap putih mengepul dari pintu depan. Asap cukup tebal sehingga pandangan ke luar pintu tidak terlihat. Saya langsung berpikir “Wah bom!” Langsung saya berlari seperti melompat dari mimbar ke tempat kejadian. Pikiran saya cuma satu, “Tuhan jangan sampai ada korban jiwa dari jemaat” dan kalau ada korban luka, itu yang harus secepatnya ditolong. Tidak kepikiran kalau ada bom susulan atau hal lain. Hanya satu perkara yang ada di pikiran “Selamatkan secepatnya yang terluka!” Pada waktu itu, jemaat berteriak-teriak panik dan berlarian. Apalagi asap putih cukup tebal menghalangi pandangan. Bau mesiu menyengat dan darah berceceran di lantai. Sampai di dekat kejadian, saya melihat hanya ada seorang yang tergeletak dengan perut hancur. Saya langsung berpikir, “Itu pasti pelakunya”. Secara sekilas saya tidak menemukan korban lain yang tergeletak, spontan saya langsung berkata dalam hati, “Syukur Tuhan, tidak ada korban jiwa jemaat”. Lalu saya lihat beberapa jemaat yang terluka. Saya pegang tangan salah satunya dan saya katakan “Kamu pasti tertolong. Jangan takut! Tuhan melindungimu.” Tapi saya tidak boleh hanya berkutat di situ. Sekarang, ada beban di pundak saya sebagai gembala untuk mengendalikan situasi yang kacau dan menenangkan jemaat yang panik. Langsung saya berteriak “Semuanya keluar lewat pintu samping”. Sekarang, prioritas utama adalah melarikan korban yang terluka secepat-cepatnya ke rumah sakit. Tidak usah memanggil ambulan, karena pasti butuh waktu cukup lama. Sedangkan korban, harus secepatnya dibawa ke rumah sakit. Terdengar teriakan dari Pdm. Joko Sembodo yang mengatur keamanan di tempat kejadian perkara. Dia berteriak kepada petugas parkir di luar “Tutup pintu gerbang cepat!” agar jangan sampai ada orang luar masuk. “Bawa semua korban lewat kantor. Pakai mobil Gereja untuk membawa korban ke rumah sakit” teriak saya. Langsung beberapa jemaat dengan sigap tanpa rasa takut menggendong para korban ke kantor. Mereka ini betul-betul orang-orang yang siap melayani seperti Kristus. Tidak mempedulikan resiko bom ke dua ataupun kengerian yang muncul, mereka sigap untuk memberikan pertolongan kepada korban-korban yang berjatuhan. Sayapun segera berlari ke kantor. Di kantor, saya menyuruh Bapak Yohanes dan Bapak Yulianto untuk mengatur parkir agar kendaraan di parkir yang tidak berkepentingan bisa langsung cepat keluar. Begitu kosong, ada dua kendaraan yang siap dipakai, milik Bapak Budi dan Bapak Gideon. Langsung para korban diangkat dinaikkan ke mobil Bapak Budi. Namun ada kesulitan untuk menaikkan korban ke mobil Bapak Gideon, karena pintunya terhalang mobil lain. Tidak menunggu waktu, saya langsung naik ke belakang setir dan memajukan mobil Bapak Gideon, sehingga pintu bisa terbuka lebar. Begitu korban dimasukkan, mobil segera melaju dengan cepat ke Rumah Sakit Dr. Oen. Ada yang sempat bertanya, “Nanti kalau di tanya siapa yang menanggung dan bertanggungjawab, bagaimana jawabnya?” Saya langsung berteriak “Gereja yang akan bertanggungjawab untuk semua biayanya. Yang penting, korban harus segera ditolong!” (Biaya pengobatan dan rumah sakit ditanggung oleh pemerintah dan oleh pihak Rumah Sakit Dr. Oen). Dalam waktu kira-kira lima belas menit sejak ledakan, semua korban sudah bisa sampai ke Rumah Sakit Dr. Oen. Setelah sebentar membagi tugas di kantor, saya dan Pdm. Wim Agus Winarno langsung menyusul ke Rumah Sakit Dr. Oen. Urusan peledakan dan korban tewas biarlah urusan polisi dan orang lain yang sudah saya serahi tugas untuk itu. Sedangkan tugas saya adalah gembala. Saya harus berada di dekat domba-domba yang terluka secepatnya. Di luar, masa yang begitu banyak sudah memadati jalan di sekitar Gereja, sehingga kendaraan saya sukar untuk bergerak. Sesampainya di rumah sakit, ruang UGD sudah penuh dengan korban-korban yang terluka dan keluarganya. Suasana hiruk pikuk. Langsung saya usahakan untuk mendekati mereka satu per satu. Saya berikan kata-kata kekuatan dan yang paling penting saya doakan mereka satu per satu. Itulah tugas saya sebagai gembala. Korban pertama yang saya jumpai adalah Bapak Sugiyono dan anaknya Defiana. Secara sepintas mereka kelihatannya tidak terluka parah, karena mereka masih bisa tersenyum. Namun kemudian saya baru tahu bahwa luka Defiana cukup parah, di mana ada 3 mur yang bersarang di tempurung kepalanya. Saya doakan mereka dan saya kuatkan. Lalu saya jumpai Bapak Go Sing Gwan yang terluka dibahunya. Sebuah metal besi telah menghantam tulang bahunya sehingga hancur. Bapak Go Sing Gwan harus menjalani operasi untuk mengganti tulang bahunya yang hancur dengan sebuah plat. Dikamar sebelah saya menjumpai Olivia Putri yang terluka di kakinya. Urat kakinya putus dan dia menangis. Pasti rasanya sangat menyakitkan sekali dan hati saya turut tersayat melihat gadis remaja ini menangis kesakitan. Saya pegang tangannya dan saya doakan. Berlari keluar saya masuk ke kamar di samping dan di situ saya melihat Noviyanti tergeletak di atas ranjang dengan kepala yang bercucuran darah begitu banyak. Terlihat sepintas lukanya cukup parah dan dia hanya diam saja tanpa respon. Hati saya kuatir melihatnya. Tapi saya meneguhkan iman dan berdoa. Saya bisikkan kata-kata kekuatan dan saya doakan dia. Luar biasanya, nanti terlihat bahwa pemulihannya begitu cepat dan dia termasuk yang cepat pulang dari Rumah Sakit. Septiana saya jumpai sedang terbaring kesakitan. Benda tajam telah menembus salah satu kakinya sampai berlubang dan mencucurkan darah. Tidak berhenti sampai di situ, benda tajam itu masih melaju dan bersarang di kaki yang satunya lagi. Ke dua kakinya terluka parah. Selanjutnya saya berlari ke kamar sebelah dan saya melihat Ibu Feriana yang terluka parah, ada pecahan metal yang menembus dan merobek kandung kemihnya. Pendarahan terjadi dan harus segera dihentikan sebelum menjadi fatal. Segera dia diprioritaskan untuk menerima tindakan operasi lebih dahulu untuk menghentikan pendarahan. Dalam operasi itu, dokter juga harus memotong usus halusnya sebanyak dua cm. ketika didoakan sebelum masuk ke kamar operasi, dia masih bisa tersenyum sekalipun terluka parah. Selesai mendoakan Ibu Feriana, saya keluar kamar dan di lorong saya menjumpai Ferdianta dan Boris yang terbaring di ranjang. Luka mereka berada di tangan, perut dan kaki, karena ada paku dan benda-benda lain yang menancap. Saya doakan dan saya teguhkan iman mereka. Mereka mengangguk lemah tanda percaya dan saya senang karena mereka tetap kuat. Saat itu, saya melihat ada korban yang sedang didorong tergesa-gesa oleh petugas medis ke kamar operasi. Ternyata dia adalah Bapak Ristiyono yang punggungnya hancur karena ada dua belas paku yang menancap di punggungnya. Saya tidak sempat mendoakannya secara khusus, tapi saya berdoa dalam hati agar kemanapun dia dibawa, Tuhan menyertainya. Dengan setengah berlari, saya masuki kamar selanjutnya. Di situ terbaring Ibu Yulianti yang sudah berusia tujuh puluh empat tahun. Dia merasakan sakit di kepalanya yang berdarah-darah dan berkata dengan suara memelas “Pak, kepalaku sakit sekali. Tolong Pak Yo, ndak kuat rasanya. Kepala ini sakit sekali!” Saya tidak bisa melakukan apa-apa untuk meringankan penderitaannya, kecuali hanya dengan doa. Telinga Ibu Yulianti telah robek terhantam serpihan benda tajam dan mengucurkan banyak darah. Saya pegang tangannya dan dia menggenggam tangan saya erat-erat. Saya katakan, “Tante jangan kuatir. Tante pasti bisa sembuh total. Tetap kuat dan panggil nama Tuhan Yesus ya Tante.” Dia mengangguk dan saya doakan dia sambil kita ber dua berpegangan tangan. Keluar dari kamar itu, saya melihat korban lain, yaitu Bapak Stefanus yang terbaring di ranjangnya tepat di tengah ruang UGD. Dia berusaha bangun. Saya tenangkan dia dan saya suruh tidur kembali. Saya lihat lengannya atas berdarah-darah. Saya pegang tangannya dan saya doakan dia di tengah-tengah ruangan UGD itu. Sekalipun jatuh korban tiga puluh orang terluka, saya masih bisa bersyukur bahwa tidak ada satupun yang meninggal dunia. Dari tiga puluh orang itu, empat belas harus dirawat inap dan semuanya harus menjalani operasi. Operasi berlangsung marathon dari hari Minggu jam 14.00 sampai besoknya jam 12.00, selama dua puluh dua jam. 2. MELEDAK. Jika direnungkan, dalam tragedi 1053 ini ada banyak mujizat dan pertolongan Tuhan. Jika tidak ada satupun korban jiwa, itu adalah karena campur tangan Tuhan semata-mata. Bukan kebetulan! Karena di dalam Tuhan Yesus, tidak ada yang kebetulan. Semua terjadi atas ijinNya. Sebelum kejadian, berdasarkan rekaman kamera CCTV, pelaku diperkirakan masuk dari pintu kecil samping pintu utama. Dengan berbaju putih lengan panjang, celana panjang hitam, bertopi, berkacamata dan sebuah tas kecil di kalungkan di dadanya, pelaku sempat berjalan ke tengah dan mendekati tengah ruangan Gereja. Andaikata dia meledakkan bomnya di tengah ruangan Gereja, pasti ceritanya akan berbeda. Korban yang jatuh pasti akan lebih banyak. Tapi entah mengapa (Pasti ada campur tangan Tuhan), pelaku sempat menoleh ke kanan ke kiri seperti kebingungan. Kemudian, dia berbalik dan berjalan menuju pintu keluar. Dia melangkah keluar pintu Gereja dan berdiri di depan pintu agak menyamping ke timur. Di teras Gereja itulah dia meledakkan bom yang dia bawa tepat pukul 10:53 (sesuai dengan waktu yang terekam di CCTV), menghamburkan proyektil-proyektil maut berupa paku, mur, lempengan logam tajam dan lain sebagainya. Semata-mata pertolongan Tuhan kalau pelaku itu meledakkan bomnya dengan menghadap ke halaman parkir. Andaikata dia meledakkan bomnya dengan menghadap ke arah pintu Gereja, di mana jemaat sedang ramainya keluar melalui pintu itu, maka korban yang berjatuhan akan makin banyak dan bisa jadi ada yang kehilangan nyawanya. Lebih ajaib lagi, ketika dia menyalakan bomnya, posisinya agak berubah, badannya memutar sedikit sehingga arahnya tepat menghadap ke dua pilar beton. Akibatnya, ketika bom yang menempel di perutnya meledak menghamburkan serpihan-serpihan, maka sebagian tertahan oleh dua tiang beton itu. Kalau bukan tangan Tuhan yang memutar tubuhnya sedikit, maka pasti akan jatuh korban lebih banyak lagi. Serpihan bom itu ternyata menyebar kemana-mana dan ada sebuah pecahan pipa yang tajam dan sebesar kepalan tangan, telah terlontar menembus plafon teras Gereja. Andaikata pecahan itu tidak dilemparkan oleh Tuhan ke atas dan membabat orang, maka dipastikan orang itu tidak akan mengalami kesakitan. Tapi dia akan langsung tewas di tempat. Tapi puji syukur kepada Tuhan. Tuhan sudah melemparkan pecahan yang sangat berbahaya itu ke atas plafon Gereja, sehingga tidak menimbulkan korban. 3. MUJIZAT. Satu hal yang saya kuatirkan dan saya doakan kepada Tuhan, “Jangan sampai ada satupun korban yang meninggal!” Kalau tidak ada yang kehilangan nyawa (kecuali pelaku), maka itu membuktikan bahwa tindakan bom bunuh diri itu adalah tindakan yang sia-sia dan tidak mencapai sasarannya, yaitu untuk mencabut nyawa korban sebanyak-banyaknya. Selamatnya para korban juga menunjukkan bahwa perlindungan Allah itu dahsyat dan ajaib! Perlindungan Allah tidak tertembus oleh bom yang bagaimanapun juga. Oleh sebab itu, ketika diadakan doa di depan Gereja oleh saudara-saudara kita dari GP Ansor pada Minggu malam, sayapun ikut di situ. Pada saat itu, saya menerima tiga kabar yang membuat sesak nafas. Berita pertama yang muncul di sms adalah Defiana setelah operasi kepala untuk mengambil tiga mur, ternyata mengalami kejang-kejang dan kritis. Saat saudara-saudara kita dari GP Ansor berdoa, sayapun juga berdoa, “Tuhan Yesus jangan sampai anakMu ini meninggal. Sembuhkan dan pulihkan dia oleh karena bilurMu, bukan karena yang lain. Aku mohon mujizatMu Tuhan.” Belum selesai saya berdoa, masuk sms ke dua dan disusul yang ke tiga yang mengatakan bahwa kaki dari salah satu korban yang bernama Hariyoko harus diamputasi karena terbabat obeng yang terlontar seperti roket. Lalu urat kaki Olivia Putri yang putus harus segera disambung sebelum dua puluh empat jam. Tapi sampai saat itu belum bisa segera dilakukan operasi karena ruang operasi penuh. Padahal waktu sudah semakin sempit. Kembali saya berdoa agar jangan sampai ada satupun yang mengalami cacat! Apalagi mereka ini masih remaja dan masih memiliki perjalanan hidup yang panjang. Jangan sampai mereka kehilangan masa depannya karena mengalami kecacatan. Berdoa bersama saudara-saudara kita dari GP Ansor dan mengingat korban-korban ini, tak terasa air mata ini menetes. Hanya satu doa yang saya panjatkan terus, “Jangan ada yang meninggal dan jangan ada yang cacat”, supaya nama Tuhan saja yang dipermuliakan dalam peristiwa ini. Begitu selesai doa bersama, kira-kira jam 22.30, saya langsung bergegas ke Rumah Sakit bersama Pdm. Joko Sembodo untuk menjenguk korban. Di depan ruang operasi, saya menjumpai Ibu Hung Me, yang suaminya, Bapak Go Sing Gwan sedang menjalani operasi karena tulang bahunya hancur. Di depan kamar operasi itu, kita berdoa bersama-sama memohon anugerahNya. Lalu saya menuju kamar Olivia Putri yang harus dioperasi sesegera mungkin karena urat kakinya putus. Dia tertidur lelap, mungkin karena pengaruh obat bius untuk mengurangi rasa sakitnya. Saya katakan kepada ibunya, “Jangan kuatir bu. Pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat. Kaki Olivia pasti akan dioperasi tepat pada waktunya.” Akhirnya jam 01.00, Olivia bisa dioperasi kakinya dan tidak terlambat. Di ruang ICU, ada dua korban, yaitu Ibu Feriana yang terluka parah. Kandung kemihnya yang pendarahan karena tertembus logam dan ususnya harus dipotong dua cm. Ketika saya doakan, Ibu Feriana justru berkata “Saya tetap kuat Pak Yo. Saya tetap cinta Tuhan dan Tuhan Yesus pasti sembuhkan saya.” Dia juga berpesan, “Pak Yo juga harus kuat. Tuhan akan pakai Pak Yo.” Saya terkejut dengan ketabahan Ibu Feriana. Saya betul-betul dikuatkan dan terharu. Di saat menderita dan menjadi korban, Ibu Feriana betul-betul tabah dan justru masih bisa memberikan kekuatan. Luar biasa! Memang Tuhan punya rencana lain untuk Ibu Feriana. Ketika para dokter mengoperasi untuk menghentikan pendarahannya, dokter juga menemukan usus buntunya sudah infeksi. Karena itu, usus buntunyapun ikut diambil. Jadi Ibu Feriana ini juga mendapatkan pelayanan operasi usus buntu, tanpa biaya. Tuhan yang atur semuanya. 3. MUJIZAT. Satu hal yang saya kuatirkan dan saya doakan kepada Tuhan, “Jangan sampai ada satupun korban yang meninggal!” Kalau tidak ada yang kehilangan nyawa (kecuali pelaku), maka itu membuktikan bahwa tindakan bom bunuh diri itu adalah tindakan yang sia-sia dan tidak mencapai sasarannya, yaitu untuk mencabut nyawa korban sebanyak-banyaknya. Selamatnya para korban juga menunjukkan bahwa perlindungan Allah itu dahsyat dan ajaib! Perlindungan Allah tidak tertembus oleh bom yang bagaimanapun juga. Oleh sebab itu, ketika diadakan doa di depan Gereja oleh saudara-saudara kita dari GP Ansor pada Minggu malam, sayapun ikut di situ. Pada saat itu, saya menerima tiga kabar yang membuat sesak nafas. Berita pertama yang muncul di sms adalah Defiana setelah operasi kepala untuk mengambil tiga mur, ternyata mengalami kejang-kejang dan kritis. Saat saudara-saudara kita dari GP Ansor berdoa, sayapun juga berdoa, “Tuhan Yesus jangan sampai anakMu ini meninggal. Sembuhkan dan pulihkan dia oleh karena bilurMu, bukan karena yang lain. Aku mohon mujizatMu Tuhan.” Belum selesai saya berdoa, masuk sms ke dua dan disusul yang ke tiga yang mengatakan bahwa kaki dari salah satu korban yang bernama Hariyoko harus diamputasi karena terbabat obeng yang terlontar seperti roket. Lalu urat kaki Olivia Putri yang putus harus segera disambung sebelum dua puluh empat jam. Tapi sampai saat itu belum bisa segera dilakukan operasi karena ruang operasi penuh. Padahal waktu sudah semakin sempit. Kembali saya berdoa agar jangan sampai ada satupun yang mengalami cacat! Apalagi mereka ini masih remaja dan masih memiliki perjalanan hidup yang panjang. Jangan sampai mereka kehilangan masa depannya karena mengalami kecacatan. Berdoa bersama saudara-saudara kita dari GP Ansor dan mengingat korban-korban ini, tak terasa air mata ini menetes. Hanya satu doa yang saya panjatkan terus, “Jangan ada yang meninggal dan jangan ada yang cacat”, supaya nama Tuhan saja yang dipermuliakan dalam peristiwa ini. Begitu selesai doa bersama, kira-kira jam 22.30, saya langsung bergegas ke Rumah Sakit bersama Pdm. Joko Sembodo untuk menjenguk korban. Di depan ruang operasi, saya menjumpai Ibu Hung Me, yang suaminya, Bapak Go Sing Gwan sedang menjalani operasi karena tulang bahunya hancur. Di depan kamar operasi itu, kita berdoa bersama-sama memohon anugerahNya. Lalu saya menuju kamar Olivia Putri yang harus dioperasi sesegera mungkin karena urat kakinya putus. Dia tertidur lelap, mungkin karena pengaruh obat bius untuk mengurangi rasa sakitnya. Saya katakan kepada ibunya, “Jangan kuatir bu. Pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat. Kaki Olivia pasti akan dioperasi tepat pada waktunya.” Akhirnya jam 01.00, Olivia bisa dioperasi kakinya dan tidak terlambat. Di ruang ICU, ada dua korban, yaitu Ibu Feriana yang terluka parah. Kandung kemihnya yang pendarahan karena tertembus logam dan ususnya harus dipotong dua cm. Ketika saya doakan, Ibu Feriana justru berkata “Saya tetap kuat Pak Yo. Saya tetap cinta Tuhan dan Tuhan Yesus pasti sembuhkan saya.” Dia juga berpesan, “Pak Yo juga harus kuat. Tuhan akan pakai Pak Yo.” Saya terkejut dengan ketabahan Ibu Feriana. Saya betul-betul dikuatkan dan terharu. Di saat menderita dan menjadi korban, Ibu Feriana betul-betul tabah dan justru masih bisa memberikan kekuatan. Luar biasa! Memang Tuhan punya rencana lain untuk Ibu Feriana. Ketika para dokter mengoperasi untuk menghentikan pendarahannya, dokter juga menemukan usus buntunya sudah infeksi. Karena itu, usus buntunyapun ikut diambil. Jadi Ibu Feriana ini juga mendapatkan pelayanan operasi usus buntu, tanpa biaya. Tuhan yang atur semuanya. Defianapun juga berada di ruang ICU. Saya melihat sekarang dia telah bisa tidur tenang, sesudah sore tadi mengalami kejang-kejang. Saya bersyukur kepada Tuhan karena melihat Tuhan sudah melakukan mujizatNya. Mamanya mengatakan bahwa Defiana ini dalam penderitaannya justru sangat tabah. Dalam keadaan tergeletak dan terluka parah, dia justru yang mengkuatkan orang tuanya untuk tetap kuat dan bersyukur kepada Tuhan, “Ma jangan takut. Aku pasti sembuh karena Tuhan Yesus pasti menolong.” Bahkan saat dia didorong masuk ke kamar operasi, dia menyanyikan pujian “Dalam nama Yesus! Dalam nama Yesus! Ada kemenangan!” Iman anak remaja ini betul-betul luar biasa. Dia sangat mencintai Tuhan. Saat sadar, yang dipikirkan pertama kali justru, bagaimana pelayanannya hari Senin, 3 Oktober nanti dalam acara Konser Pemuda? Luar biasa! Pada hari Senin, 3 Oktober, Defiana sudah bisa ikut acara konser pemuda di Gereja, sekalipun dengan kepala yang masih dibalut dengan perban. Mujizat! Melihat kondisi Defiana yang cukup parah, sebuah lembaga sosial keagamaan dari Surabaya menawarkan bantuan dana dan pertolongan untuk membawa Defiana ke Singapore jika diperlukan. Tapi rencana Tuhan berbeda. Hari Senin, 3 Oktober, Defiana tidak berada di Singapore untuk diobati. Tapi pada Hari Senin, 3 Oktober, dia berada di GBIS Kepunton sedang memuji Tuhan. Haleluya! Hariyoko yang menurut dokter harus diamputasi kakinya mengalami mujizat yang luar biasa. Besoknya, dokter berkata bahwa kakinya tidak jadi diamputasi dan bisa sembuh sempurna. Saya yakin dan percaya, bahwa malam itu, Tuhan Yesus sudah menyambung semua pembulu darah dan urat-urat yang terputus, sehingga kakinya bisa diselamatkan. Hariyoko yang masih muda tidak kehilangan kakinya. Ayahnya, yaitu Bpk Ristiono adalah bapak yang punggungnya hancur tertebus dua belas paku tajam. Tapi puji Tuhan, tidak ada satupun paku itu yang menembus organ vitalnya. Sebelas paku diambil melalui operasi pertama. Tapi satu paku diambil pada operasi ke dua yang beresiko tinggi. Paku itu bersarang tepat di antara paru-paru dan hatinya. Jika paku itu tertancap sedikit bergeser saja, maka akan mengenai paru-paru atau hatinya dan hasilnya pasti fatal. Tapi karena tangan Tuhan saja, maka paku itu bisa tepat bersarang di antara dua organ vital itu. Ibu Yuliati yang berusia tujuh puluh empat tahun telah terluka di kepalanya. Ada serpihan benda tajam yang melesat cepat merobek daun telinganya. Telinganya berdarah-darah. Tapi kita bisa bersyukur kepada Tuhan, karena seandainya benda itu selisih beberapa mili saja jaraknya, maka pecahan benda tajam itu akan menembus ke kepalanya dan berakibat fatal. Tangan Tuhan betul-betul menyatakan perlindunganNya. Para korban bersaksi bahwa sepertinya ada tameng Ilahi yang melindungi mereka. Pecahan paku, mur boleh menembus daging, tapi tidak mengenai tulang atau organ penting. Ada tangan Tuhan yang tak terlihat yang telah menahan semua proyektil-proyektil maut itu. 4. IMAN DI ATAS BATU KARANG. Hal yang paling membahagiakan saya adalah semua korban yang dirawat ini memiliki iman yang kuat. Mereka menderita, tapi mereka tidak kecewa kepada Tuhan. Mereka disakiti, tapi mereka tidak dendam dan mau mengampuni. Ketika mereka ditanya, mereka tetap mencintai Tuhan Yesus dan akan tetap setia ke Gereja. Seperti juga Defiana yang saat masih tergolek justru memikirkan pelayanannya, maka Olivia Putri juga berkata “Aku akan tetap ke Gereja. Kenapa harus takut?” Bapak Stefanus dalam keadaan masih terbaring di tempat tidur bahkan sudah menanyakan, “Pak, Hari Sabtu ada kebaktian 464 (lansia)? Saya mau datang ibadah.” Ibu Yulianti yang sudah berusia tujuh puluh empat tahun, awalnya mengalami trauma dan berkata “Tidak berani ke Gereja dulu”. Tapi besoknya dia sudah bisa berkata “Sesudah sembuh, saya pasti ke Gereja lagi. Saya tidak trauma lagi, karena Tuhan Yesus.” Boris waktu ditanya wartawan tentang Firman Tuhan saat ibadah, dia menjawab dengan jawaban luar biasa, “Firman Tuhan tadi berbicara tentang pertolongan Tuhan dan sekarang saya langsung mengalami pertolongan Tuhan”. Para korban tidak menolak jika diwawancarai oleh wartawan maupun dikunjungi oleh tamu-tamu penting. Salah satunya saya tanya, “Kenapa kok mau diwawancarai atau dijenguk oleh tamu-tamu yang begitu banyak? Apa tidak justru melelahkan?” Dia menjawab “Pak Yo, justru ini kesempatan buat saya untuk menyaksikan kehebatan Tuhan Yesus. Justru inilah kesempatan buat saya untuk menunjukkan kepada orang yang belum kenal Tuhan bahwa saya tidak takut untuk mengiring Tuhan Yesus dan menunjukkan bahwa saya mengampuni mereka.” Kuatnya iman mereka, betapa cintanya mereka kepada Tuhan Yesus, tabahnya hati mereka, semuanya itu membuat saya semakin kuat. Bukan saya yang mengkuatkan mereka. Tapi merekalah yang justru telah mengkuatkan saya. Jika mereka yang menjadi korban saja bisa begitu kuat dan tidak takut untuk kembali beribadah. Tentunya, kita yang tidak tergores sedikitpun pasti akan tetap kuat dan setia beribadah kepada Tuhan Yesus di tempat yang sudah Tuhan tempatkan kita. Jangan sampai kesetiaan dan iman kita kalah dengan mereka yang menjadi korban. Biarlah mereka ini menjadi teladan iman buat kita. Inilah iman yang dibangun di atas fondasi batu karang. 5. WE LOVE, WE FORGIVE. Setelah saya kembali dari Rumah Sakit, polisi sudah berdatangan mengamankan lokasi. Saya masuk ke dalam Gereja dan duduk di kursi tidak jauh dari pelaku pembomanan yang tergeletak di lantai. Saya amati dia cukup lama dan saya mulai merenung, “Haruskah hidupnya berakhir tragis dan sia-sia seperti ini?” Pada waktu itu, yang muncul di dalam benak saya bukan kebencian dan dendam. Perasaan yang muncul adalah belas kasihan kepada dia yang telah salah memilih jalan kehidupan. Dari situlah inti pesan gembala itu muncul “Taburkanlah kasih dan pengampunan. Bukan dendam dan kebencian.” We love and we forgive. Tidak ada persungutan yang kita berikan. Tapi ucapan syukur kepada Tuhan yang kita persembahkan. Habis gelap, terbitlah terang. Setelah musibah, timbulah mujizat. Karena itu, sekalipun di mata manusia, hal ini merupakan tragedi dan bencana. Tapi dengan mata iman, saya memandang bahwa tragedi 1053 pasti menjadi MUJIZAT 1053. Allah turut bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikkan bagi orang-orang yang mengasihi Dia. Tidak ada kemuliaan, tanpa melalui salib. Justru melalui peristiwa ini, dunia telah melihat bahwa Tuhan Yesus dahsyat dan ajaib.

Sabtu, 10 September 2011

Berkorban Demi Kemenangan

PRIYO.SANTOSO WEB “Berjuang perlu pengorbanan, maka jangan menyesal saat anda dituntut untuk berkorban.” Nova saat itu sedang duduk di halaman, sendirian merenung tidak terima akan keadaannya sekarang. Ayahnya seorang buruh tani, ibunya kadang kerja kadang tidak. Sering ia sarapan hanya dengan nasi lauk garam atau sambal. Tak lama kemudian ayahnya datang, Nova memanfaatkan waktu ini untuk bercakap-cakal dengan ayahnya. “ ayah, kenapa aku harus berjuang mati-matian, sedangkan teman-temanku banyak yang berpangku h tangan, aku harus membantu ibu dirumah, sedangkan temanku hanya tinggal menyuruh pembantu, aku harus belajar supaya nilaiku bagus, temanku seenaknya saja menyontek, aku harus menabung supaya dapat memiliki sesuatu, temanku tinggal minta pada mama papanya. Aku benci cara ini ayah!!”. Nova memulai pembicaraan dengan sederet keluhan yang disampaikannya kepada ayahnya, karena keadaannya kurang beruntung jika dibandingkan dengan keadaan temannya di kampung. Dengan tersenyum santai ayahnya menjawab singkat, “ anakku, itu adalah proses, tahapan, perlu waktu untuk melaluinya. Jika kamu tidak mau berusaha, hasilnya tak lain adalah mental yang rapuh, mudah roboh ditiup angin.” Suasana menjadi tegang, karena topik utama obrolan mereka sore ini cukup serius, berjuang tanpa berhenti, mungkin itu ungkapan yang tepat untuk menjadi judul pembicaraan Nova dengan ayahnya. Nova melanjutkan pembicaraan yang sempat mengambil jeda beberapa detik lalu. “apakah tak ada cara lain selain bersusah payah?”. Tutur Nova dengan terus menolak pendapat ayahnya. Bukan maksudnya tak mau menerima nasihat dan didikan dari orang tua, tapi dia merasa bosan dan ingin mencari cara lain. Memang membosankan, tapi dari sini lah keuntungan besar setelah menabung dengan modal bersusah payah akan anda tuai setelah anda selesai melalui proses ini. Ayahnya kali ini punya cara lain, mencoba bertindak tegas secara diam-diam. “ ayo anakku, ikutlah ayah, pakailah sepatumu yang baru kamu beli dengan uang tabunganmu selama delapan bulan kemarin, dan jangan memakai baju berlengan panjang, tapi pakailah kaos saja. Ada sesuatu yang mau ayah tunjukkan padamu anakkku. Engkau pasti akan mengerti arti perjuangan setela mengikuti ayah.” Nova penasaran, perasaannya tak karuan, jantungnya berdegup tak beraturan, tanpa irama. Semakin lama dia berpikir , semakin besar rasa penasarannya. “ mau kemana kita ayah?” Mereka melewati sawah yang berlumpur, kemudian masuk kedalam hutan, banyak seranggah dan ditumbuhi oleh semak belukar yang berduri. Jalan ini adalah jalan menuju sebuah danau di sebelah timur desa Nova. “ayah , apa yang ingin ayah tunjukkan? Jalan kotorkah, atau seranggah-seraggah bodoh, atau mungkin rumput dan semak yang melukai tanganku. Lihat ayah, sepatu baruku jadi rusak, padahal aku membelinya baru seminggu yang lalu. Aku benci ayah! Ayah tidak mengerti perasaanku sama sekali.!” Nova menangis karena sepatunya rusak, tangannya luka, dan tubuhnya penuh seranggah. Sebentar lagi dia pasti menyesal telah berkata ayah jahat dan tak pernah mau mengerti perasaanku . karena garis akhir tidak jauh dari pandangan mereka, kira-kira sepuluh kali lima meter lagi. “anakku, engkau menyukai suasana di danau ini? Apakah engkau mengerti apa yang baru saja ayah ajarkan kepadamu.? Itulah yang diajarkan oleh kakekmu kepada ayah dulu.” Mereka sudah sampai di tepi danau, pemandangan yang indah dapat dilihat disana, namun sayangnya adalah hanya sedikit orang yang ada disana, itu dikarenakan tak banyak orang yang mau berjuang melawan kenyamanan yang mereka rasakan saat ini.” Mengertilah bahwa anda perlu belajar dari kisah Nova dan ayahnya, singkat namun saya yakin anda mendapat berkat dari tulisan ini. Pengorbanan memang menyakitkan, apapun itu, berkorban waktu, uang, perasaan, atau bahkan nyawa. Namun, ketahuilah bahwa dari situ akan anda dapatkan kebahagiaan yang tidak akan habis dimakan waktu.

Rabu, 24 Agustus 2011

Ketaatan

PRIYO.SANTOSO WEB
Adakah dari anda yang mengenal sosok Erik Lidell…? Mungkin hanya beberapa saja ya… yang tahu siapa Erik Lidell. Dia adalah salah satu orang yang setia dalam hal-hal kecil dan akhirnya menerima hal besar yang dijanjikan Tuhan.
Erik Lidell adalah atlit lari 100 meter dari Inggris yang tercepat pada waktu Olimpiade tahun 1924. Seluruh penduduk Inggris berharap Erik dapat meraih medali emas untuk kategori lari 100 meter. Hal yang sangat mengecewakan semua harapan mereka terjadi ketika itu. Ketika komisi pertandingan mengeluarkan jadwal pertandingan Olimpiade. Ternyata pertandingan lari 100 meter akan diadakan pada hari minggu, dengan kecewa dan rasa menyesal Erik mengundurkan diri dari Olimpiade karena ia lebih memilih untuk beribadah pada Tuhan di hari minggu itu.
Sungguh sangat diluar dugaan, bukan?. Apa yang dilakukan oleh Erik Lidell pada saat itu memang membuat banyak orang di Inggris khususnya yang kecewa dengan pilihannya. Namun, siapa sangka kalau pilihan tersebut justru menjadikannya orang terdepan di waktu pertandingan lari 400 meter dilaksanakan. Ya.., Erik Lidell mampu menjadi peserta nomor satu yang mencapai garis finish pada saat lari 400 meter dipertandingkan.
Memang benar firman Tuhan yang berbunyi “ Siapa yang setia dalam perkara-perkara kecil, maka ia akan setia juga dalam perkara-perkara yang besar.“ sudah terbukti kalau orang yang setia seperti Erik Lidell akan menjadi orang yang mendapatkan perkara besar yang sudah dinjanjikan Tuhan.
Bukan suatu yang mudah untuk menjadi seperti Erik Lidell. Harus sabar dan tekun, ketika ia melewatkan kesempatan menjadi juara dari lomba lari 100 meter. Ia menggunakan 6 bulan berikutnya untuk berlatih lari 400 meter. Hasilnya sungguh memuaskan, bukan..?
Kalau teman-teman semua ingin jadi seperti ErikLidell. Gampang kok caranya… tinggal usaha dijalan yang benar dan terus menyerahkan usaha teman-teman lewat doa kepada Tuhan…

Sabtu, 23 Juli 2011

Karena Anugerah-Nya.


Johan sedang duduk-duduk di pangkalan ojek bersama dengan kawan-kawannya. Mereka baru saja pulang dari sekolah. Sambil melepas rasa lelah Johan dan teman-teman bercanda dengan sekali-kali menggodah teman ceweknya yang lewat didepannya. Suara truck pengangkut hasil panen tebu yang mirip seperti geraman raksasa, dan tak jarang meninggalkan asap tebal mirip cumi-cumi menyerang mangsanya dengan tinta beracun.
            Setengah jam kemudian mereka berpisah dari tempat itu. tak jauh berbeda dengan rombongan bebek dari sawah yang diikuti oleh gembalanya. Sesampainya dirumah Johan sudah disambut oleh ternak-ternaknya, seperti seorang penumpang kereta api yang baru tiba di stasiun pemberhentian dan disambut oleh ramainya pedangang asongan yang menawarkan dagangan mereka. Begitulah kegiatan Johan selepas dari sekolah, ia segera bergegas mengurus ayam, kambing, dan sapinya. Sejak matahari belum membagikan sinarnya di pagi hari Ayah dan Ibunya sudah berangkat menuju sawah untuk mencari sesuap nasi dan biaya hidup kedua anaknya. Membersihkan rumput dan menyiangi tanaman padi adalah pekerjaan orang tua Johan.
            Malam itu terasa berbeda dengan malam biasanya. Musibah mendadak menimpah keluarga Johan Ayahnya mendadak sakit stroke dan tak dapat bekerja lagi. Seluruh ternak keluarganya habis terjual untuk pengobatan Ayanhya. Namun, semua itu tidak membuahkan hasil.
            Dua tahunsudah Johan menjalani kehidupan tanpa pegangan dan tujuan hidup. Dia merasa gelisah dan terus merasa bersalah kalau kelak ia tidak dapat mengangkat derajat hidup keluarga.ia berhenti bersekolah, tak tahu apa yang akan dilakukan kelak. Postur tubuh yang tak memungkinkan menjadi kuli di pasar, apalagi menjadi pengangkut hasil panen padi. Rasa syukur yang selalu dinaikkannya kepada sang Pencipta ternyata menjadi kunci ia mencapai masa depan. Walaupun Ayahnya sudah berada di surga bersama Sang Esa. Sekarang ia sudah menjadi pemimpin sebuah apartemen, itu karena ketekunan dan doa yang selalu mengucap syukur atas apa yang ia terima.

Rabu, 06 April 2011

Rock Alternatif


Rock alternatif adalah aliran musik rock yang muncul pada tahun 1980-an dan sangat populer di tahun 1990. Nama "alternatif" ditemukan pada tahun 1980 untuk mendeskripsikan band-band punk rock yang tidak sesuai dengan aliran punk rock pada umumnya. Sebagai jenis musik yang spesifik, rock alternatif mempunyai sub-aliran yang bervariasi, dari musik indie yang bermulai pada tahun 1980 dan menjadi populer pada tahun 1990; seperti indie rock, grunge, gothic rock, dan college rock. Aliran-aliran tersebut terkonsolidasi dengan ciri khasnya masing-masing.
Walaupun aliran alternatif terhitung sebagai aliran rock, tapi beberapa sub-alirannya terpengaruh oleh musik rakyat, reggae, musik elektronik, dan jazz. Dalam periode tertentu, istilah rock alternatif digunakan untuk menyebut musik rock dari band Underground pada tahun 1980an, punk rock (termasuk punk itu sendiri), dan untuk musik rock pada tahun 1990an dan 2000an.
Sebelum dikenal sebagai rock alternatif, aliran ini mempunayi banyak variasi nama yang umum digunakan. Pada tahun 1980an di Amerika Serikat, istilah yang umum digunakan adalah College Rock (Rock Universitas). Istilah ini digunakan karena banyak mahasiswa yang menyukai aliran musik jenis ini pada zamannya. Di Inggris, istilah yang biasa digunakan adalah Indie. Walaupun begitu, pada tahun 1985, istilah indie digunakan untuk menyebut sub-aliran dari alternatif, bukan sekedar penggantian istilah.
Istilah "alternative rock" atau "rock alternatif" ditemukan pada tahun 1990. Walau begitu, istilah "alternatif" sempat muncul pada pertengahan 1980an, sebuah istilah untuk "musik baru" dan "pasca modern". Penggunaan asli istilah ini sebenarnya lebih luas daripada yang kebanyakan dimengerti, yaitu dengan meliputi punk rock, New Wave, post-punk, dan bahkan musik pop, juga indie. Tahun 1991, ketika penambahan kategori musik alternatif di Penghargaan Grammy dan Penghargaan Video Musik MTV, akhirnya istilah "alternatif" menjadi populer dan digunakan secara luas, bersamaan dengan suksesnya Lollapalooza.
Alternative rock secara esensial adalah istilah yang digunakan untuk menyebut musik underground yang muncul pada tahun 1980an. Band alternatif pada tahun 1980an umumnya dimainkan di klub-klub kecil, direkam untuk label indie, dan popularitasnya menyebar dari mulut ke mulut. Lirik yang digunakan dalam rock alternatif biasanya mengambil topik-topik sosial, seperti penggunaan obat terlarang, depresi, dan yang berhubungan dengan lingkungan. Hal ini merupakan sebuah pendekatan yang muncul akibat refleksi sosial dan ekonomi di Amerika Serikat dan Inggris pada tahun 1980an dan awal 1990an.
Pada awal tahun 1980an, beberapa stasiun radio kampus di Amerika Serikat memutarkan musik-musik rock alternatif. Rock alternatif kemudian menjadi populer di pertengahan 1980an. Namun stasiun radio komersial belum begitu memedulikan aliran musik ini. Rock alternatif yang sering diputar di radio-radio Inggris, biasanya oleh DJ seperti John Peel, Richard Skinner, dan Annie Nightingale. Akhirnya, akhir tahun 1980an di Amerika Utara, stasiun radio komersial mulai memutar lagu-lagu rock alternatif, mengawali format radio modern rock. Diluar Amerika Utara, Double J, stasiun radio pemerintah di Sydney, dan Australia mulai menyiarkan rock alternatif. Tahun 1990, Double J yang sekarang dikenal sebagai Triple J, mulai menyiarkan secara nasional. MTV juga memutar video alternatif pada tengah malam. Tahun 1986, MTV Amerika Serikat menyiarkan program musik alternatif tengah malam, yang diberi judul 120 Minutes.
Walaupun band-band alternatif pada tahun 1980an tidak pernah membuat album yang spektakular, mereka menimbulkan pengaruh yang besar bagi para musisi tahun 80an. Album Nevermind yang dibuat oleh band Nirvana pada tahun 1991 membuat rock alternatif menjadi musik yang paling digemari dan membentuk kemapanan komersial aliran musik tersebut. Hasilnya, rock alternatif menjadi bentuk musik rock paling populer dalam satu dekade ini dan banyak band-band alternatif menghasilkan sukses besar. Pavement, Guided By Voice, Blonded Redhead, dan Sebadoh. Dalam satu dekade pertama pada abad ke 21, aliran musik rock terus berevolusi dari awal alternatif musik yang muncul pada tahun 1980an. Musik rock yang populer pada zaman sekarang, terlihat dari grup modern rock seperti Linkin Park. Iri hati karena mengetahui kenyataan bahwa aliran musik tersebut merupakan pengaruh dari rock alternatif, sebagian besar fans menyatakan ini adalah bagian dari aliran Nu Metal. Bagaimanapun juga, pada tahun 2004 alternatif rock mendapat popularitas dari artis seperti Modest Mouse, Bloc Party, Enon, Liam Finn, Blood Red Shoes dan Franz Ferdinand.

Doa

          Doa adalah kata-kata yang diuacapkan oleh seorang yang percaya akan adanya Tuhan atau Sang Pencipta alam dan isinya. Setiap orang beriman pasti mengerti apa itu doa.? Ucapan syukur, permohonan, hendak makan, tidur, dll. Itu dalah sedikit definisi dari berdoa.
            Dalam agama Kristen diajarkan bahwa doa bukanlah sepatah kata yang diucapkan dengan kalimat yang tetap (hafalan), namun doa dalam ajaran gereja yang dicatat dam dijelaskan di Alkitab atau Injil didefinisikan sebagai cara manusia untuk berkomunikasi dengan Tuhan Yang Maha Esa, yang lebih dikenal dengan nama Yesus.
            Berkomunikasi layaknya seorang anak dengan orang tua dirumah. Mungkin zaman sekarang sulit terbuka dengan hal-hal yang dianggap rahasia dan akan menjadi aib atau meruntuhkan reputasi kita di sekolah, lingkungan tempat kita tinggal, kampus, kantor, bahkan dirumah sendiri. Memang dibutuhkan keberanian untuk terbuka tentang hal-hal yang menjadi rahasia, namun tidak salah kalau bercerita seputar pengalaman pribadi kepada orang lain, apalagi kepada orang yang lebih dewasa dalam hal rohani pasti itu akan membantu sekali dalam pertumbuhan rohani seseorang, khususnya dalam usia remaja.
            Jika berdoa adalah bentuk komunikasi, apakah ada jawaban dari Orang yang kita ajak berkomunikasi dalam doa kita…? Jawabnya tentu ada. Nah, kalo ada apa jawab dari Tuhan (Orang yang kita ajak berkomunkasi dalam doa tersebut). Ada tiga macam jawaban dari doa yang kita ucapkan kepada-Nya.
Pertama, Ia akan menjawab doa atau permohonan yang kita ucapkan dengan jawaban “TIDAK!!”, pasti akan timbul dalam benak kita, bukan…? Tentu ada alasan yang kuat kenapa Dia memberikan jawaban tersebut, Ya…, pastinya Tuhan punya alasan yaitu karena permohonan yang kita ucapkan masih belum sesuai dan belum waktunya untuk kita terima. Biasanya Ia memberikan jawaban “TIDAK!!” karena yang kita minta aneh-aneh, contohnya nih: seorang remaja yang baru aja menginjak usia 14-16 tahun, tapi sudah memohon untuk mendapatkan seorang pacar dalam doanya. Jelas tidak boleh ! usia tersebut masih belum waktunya untuk berpacaran, kapan dong waktu untuk berpacarannya ? lebih baik hubungan dengan lawan jenis layaknya berpacaran dilakukan ketika memasuki usia 18 tahun, kenapa demikian ?. tahu tidak apa sih yang menjadi tujuan dari berpacaran.?, pacaran dilaksanakan atas dasar untuk mencari pasangan bukan untuk senang-senang saja, apalagi kalau hanya untuk menuruti nafsu. Maka dariut Tuhan menjawab “TIDAK!!” dan kita harus mengerti kalau itu adalah yang terbaik bagi kita, lagipula jabatan atau status kita masih sebagai pelajar yang prioritasnya adalah belajar, bukan berpacaran.
            Jawaban yang kedua adalah “IYA”, tentu perasaan yang timbul adalah senang ketika mendapatkan jawaban ini. Namun, bukan berarti semua permohonan kita akan diberikan jawaban demikian. Apa saja yang akan dijawab demikian ? berikut contoh dari doa yang akan dijawab demikian, pernakah anda berharap mendapat nilai yang memuaskan ?, so pasti pernah dong, apakahyang anda lakukan supaya keinginan tersebut dapat menjadi kenyataan, pastinya belajar bukan ?, selain belajar ternyata dengan berdoa kesuksesan kita meraih nilai yang memuaskan bisa terwujud.
            Terakhir, untuk menguji kesabaran kita Tuhan akan menjawabdengan jawaban “NANTI” yang artinya kita harus nunggu sampai waktunya Tuhan sudah datang. Jawaban ini lebih menyulitkan respon atau reaksi dari kita karena tidak mudah bagi kita untuk bersabar. Apakah contoh dari doa yang akan dijaawab demikian ?contoh kecil, keinginan dan kebutuhan harus dibedakan dalam kehidupan ini. Ketika sepatu atau tas yang kita miliki masih layak untuk kita pakai, maka jangan berharap papa atau mama akan menuruti keinginan kita, apalagi membawanya dalam doa.
            Jelas dan sudah terbukti dari beberapa contoh diatas akan meyakinkan dan menambah pengetahuan kita tentang berdoa.

Kamis, 24 Februari 2011

I Belong To Jesus




                        “ I Belong To Jesus” Do You..?
Lahir di Brasilia pada tahun 1982 dengan nama Ricardo Izecson dos santos, Kaka biasa dipanggil. Pemain sepak bola terkenal di dunia yang terlahir dari kelurga penginjil yang kaya raya. Namun hal itu tidak menjadikannya sombong dan mengandalkan kekayaan keluarganya. Ia pun juga tidak mengikuti jalan hidup keluarganya dengan cara mengabdikan diri menjadi Hamba Tuhan. Kaka punya jalan dan caranya sendiri didalam menjalani kehidupannya.
Sejak  kecil ia memang gemar bermain sepak bola di daerah tempat ia dilahirkan. Namun pada usia 18 tahun bencana terjadi pada dirinya. Ia mengalami cidera punggung yang serius setelah ia berenang. Dokter mengatakan bahwa Kaka tidak dapat bermain bola lagi, bahkan kemungkinan besar ia akan mengalami lumpuh.
Namun Kaka tahu kemana ia harus memohon pertolongan saat dokter sudah angkat tangan akan penyakitnya, Kaka bergumul dan memohon pada Tuhan. Ia bernazar pada Tuhan bila ia sembuh dan dapat bermain sepak bola lagi. Ia akan memberikan seluruh prestasinya kepada Tuhan.
Mukjizat memang benar-benar nyata.! Ia sembuh total dari penyakitnya, bahkan ia dapat kembali bermain sepak bola lagi. Dan Tuhan memberi bonus padanya. Kini ia bermain sebagai pemain utama bukan sebagai pemain cadangan di timnya. Berkat permainannya yang bagus dan luar biasa Kaka dilirik oleh Manager Tim Nasional Brazil yang tak lama kemudian ia dipanggil untuk bermain di Timnas Brazil.
Di bawah pembelaannya Brazil pun dapat memenangkan Piala Dunia 2002 dengan menakhlukan Jerman 2-0,   Nazar itupun ia buktikan, seperti nampak pada gambar diatas saat ia berhasil mengantarkan timnya menjadi juara, ia membuktikan bahwa dirinya adalah kepunyaan Tuhan sepenuhnya.
Saat diwawancarai stasiun TV dan ditanya mengapa ia melakukan hal itu , ia berkata “Saya ingin  memperlihatkan keagungan Tuhan dalam hidup saya, apa yang telah Ia lakukan bagi saya. Supaya orang lain dapat meuliakan nama-Nya melalui apa yang sudah saya lakukan”. Dalam waktu singkat ia pun menjadi pujaan banyak orang di Klub AC Milan. Namun, ia tetap merendahkan dirinya di tangan Tuhan yang kuat

Jumat, 07 Januari 2011

Hidup Berawal dari Mimpi

Kegembiraanya hilang ketika ia duduk di meja makan, singkong yang bekas makan siang yang dipanaskan kembali oleh Ibunya dan segelas air menjadi menu untuk makan malamnya kali ini. Supri biasa ia dipanggil, seorang remaja yang tampil dengan kesederhanaan dan sopan santun. Ia dilahirkan pada 22 Juli 1994 di sebuah desa , di Kota Malang. Ia terlahir ditengah keluarga yang sederhana dan penuh dengan kekurangan, namun ia selalu mengcap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ia rajin datang ke gereja untuk beribadah. Kehadirannya selalu dinanti oleh teman-temannya di gereja karena ia adalah sosok anak yang jenaka.
Waktu semakin berjalan, sudah  saatnya Supri masuk ke Sekolah Menengah Pertama. Ia hanya bisa bersekolah disalah satu sekolah swasta di dekat desanya, karena ekonmi orang tuanya yang tergolong lemah. Namun, Supri kini tumbuh dengan tidak terkontrol, karena pergaulan dengan teman-temannya di sekolah barunya. Ia seringkali menuruti ajakan temannya untuk melakukan hal yang seharusnya tidak ia lakukan seperti : merokok, minum-minuman keras, bolos sekolah dll. Semua itu ia lakukan karena ia merasa kurangnya kasih sayang dari kedua orang tuanya. Akan tetapi ia tetap melakukan tanggung jawab yang sudah diberikan oleh orang tuanya kepadanya.
Setelah akhir semester, orang tuanya pun mengambil laporan hasil belajarnya selama ini. Tak lama di dalam ruang kelas terdengar dialog antara orang tua Supri dan wali kelas.
“ Bagaimana Bu, hasil dari sekolah anak saya setahun ini?.” Tanya Ayah Supri.
“ Ya begitulah Pak! Mungkin Bapak sudah bisa menebaknya?.” Jawabwali kelas.
“ Maksud Ibu?.” Jawabnya dengan gelisah.
“ Anak Bapak sangat bandel di sekolah, seringkali para guru mendapati kenakalan dari anak Bapak.! Ia sudah berkali-kali mendapatkan surat panggilan, namun tak ada satupun yang sampai kepada Bapak. Karena kami sudah kesulitan mengatur anak Bapak di sekolah ini, kami akan memberikan sanksi tegas jika, anak Bapak mengulangi hal buruk yang pernah dilakukannya selama ini.” Dengan nada sedikit tinggi. Ibu wali kelas menjawab.
“ Ya sudahlah Bu. Kalau memang anak saya tidak bisa diatur,saya akan memberhentikannya dari sekolah”.balas Ayah Supri.
“ Kalau itu urusan Bapak dan keluarga Bapak di rumah. Saya selaku wali kelas hanya dapat membimbing saja.” Dengan sedikit cuek, Ibu walilkelas membalas.
“ Terimakasih Bu, Saya pamit pulang dulu.” Dengan menyesal Pak Toni kembali ke rumahnya.
Esok hari setelah sarapan Supri berniat untuk berpamitan kepada orang tuanya, Belum sempat ia memanggil Ayah dan Ibunya. Ia sudah dipanggil terlebih dahulu oleh Ayahnya. Dengan kecewa Pak Toni menyuruhnya berhenti sekolah dengan alasan ia sering berbuat onar di sekolah, kedua karena adik perempuannya sudah waktunya masuk ke sekolah yang baru. Dengan hati menyesal Supri tak bisa menolak keputusan dari Ayahnya. ia lebih memilih mengalah daripada mengorbankan masa depan adiknya dengan memaksakan diri untuk tetap melanjutkan sekolah. Enam bulan sudah berlalu, Supri hanya membantu Pak Toni mencari rumput untuk memberi makan lembunya yang ada di rumah.. tak seperti biasanya Supri berangkat mencari rumput dengan bersungu-sungut. Ia ingin sekali bersekolah seperti teman-temannya namun doa-doanya yang senantiasa dipanjatkan siang dan malam dijawab oleh Tuhan, 
Rencana Tuhan memang indah.Melalui sebuah rethreat yang diadakan oleh lembaga misi suatu gereja dari Jakarta yang dilaksanakan di Wisma rethreat di daerah Batu, Malang. Supri mendapat jawaban dari doanya yang setia. Disina ia mendapatkan tawaran dari panitia untuk bersekolah di kota dan tinggal di sebuah asrama dengan biaya yang gratis.
Tak henti-hentinya ia mengucap syukur. Di asrama ia diberi tanggung jawab untuk membantu staf dan kakak asrama untuk menyapu halaman rumah, dan membantu menyiapkan makanan bagi teman-temannya. Ia sangat senang dapat bersekolah lagi, tetapi ia harus membuktikan bahwa niatnya untuk bersekolah lagi bukanlah hal yang main-main. Ia pun belajar dengan sungguh-sungguh, singkat cerita ketika ia sudah melalui satu semester di sekolahnya yang baru. Waktu pengambilan hasil belajarnya pun telah tiba. Kali ini hasilnya sungguh menakjubkan ia sanggup menembus peringkat tiga besar dikelas. Sungguh hal yang luar biasa, tetapi ia tahu bahwa semua itu tidak akan terjadi tanpa ada campur tangan Tuhan dalam hidupnya.
Cerita Supri diatas adalah sedikit dari pengalaman hidup saya yang saya susun dalam bentuk cerita. Semoga anda yang membacanya dapat mengerti dan mengambil hal-hal positif dari perubahan yang dialami oleh Supri diatas.

                                                            Karya : Priyo Santoso.  

Rabu, 05 Januari 2011

Arema Dan Aremania

Karena saya adalah penggemar Arema. Maka, saya akan cantumkan beberapa informasi tentang Arema yang bisa berguna bagi para aremania dan aremanita di malang dan indonesia. atau bahkan luar negeri. 

Sejarah
Persatuan sepakbola Arek Malang atau lebih dikenal dengan sebutan Arema Malang adalah sebuah klub profesional yang berkedudukan di Kota Malang, Jawa Timur. Tim berjuluk Singo Edan yang baru saja meraih mimpinya untuk mendapat gelar juara Indonesia Super League di tahun 2010.

Semula tim yang lahir pada 11 Agustus 1987 atas prakarsa Acub Zaenal, Pencetus lahirnya klub Galatama, ini bernama Aremada. nama tersebut didapat dari gabungan klub lokal Malang Armada 86 dan Arema. Namun nama itu tidak bisa langgeng. Beberapa bulan kemudian diganti menjadi Arema 86. . Upaya untuk mempertahankan klub Galatama Arema 86 banyak mengalami hambatan, bahkan tim yang diharapkan mampu berkiprah di kancah Galatama VIII itu mulai terseok-seok karena kesulitan dana.
Dari sinilah, Acub Zaenal bersama putranya Lucky, lantas mengambil alih dan berusaha menyelamatkan Arema 86 agar bisa tetap survive.

Nama Arema 86 pun diubah menjadi Arema dan ditetapkan berdirinya pada 11 Agustus 1987 sesuai akte notaris Pramu Haryono SH No 58. Sejak saat itu, Arema mulai menggelar persiapan layaknya sebuah tim profesional. Baik itu menyangkut sekuat timnya maupun fasilitas bagi semua pemain dan ofisialnya.

Prestasi klub Arema dikancah sepakbola nasional terbilang pasang surut. Hal itu karena tergantung pembiayaan klub yang menjadi kendala utama. Maklum saja karena bukan klub "Plat Merah" sehingga tidak mendapatkan kucuran dana APBD. Meski demikian, mahkota juara Galatama pernah mereka rebut pada musim kompetisi 1992.

Sejak mengikuti Liga Indonesia, gabungan klub dari Perserikatan dan Galatama, Arema tercatat pernah tiga kali masuk putaran kedua atau babak delapan besar. Namun kendala finansial terus saja menghimpit perjalanan klub ini, hingga akhirnya diakuisisi kepemilikannya oleh PT Bentoel Internasional Tbk pada pertengahan musim kompetisi 2003.

Akibat krisis keuangan itu pun membuat Arema turun kasta di divisi satu. Tapi dengan kekuatan finansial baru, Arema hanya satu musim berada di divisi satu dan kembali promosi dengan status sebagai juara. Sejak saat itu prestasi Arema cenderung stabil hingga menembus Superliga, kompetisi kasta tertinggi di tanah air yang baru pertama kali digulirkan musim ini.

                                                                             di susun oleh : Priyo Santoso

Minggu, 02 Januari 2011

perkenalan

saya , priyo santoso siswa kelas 3 smp di Smp Kristen Kalam kudus Malang. bercita-cita ingin menjadi guru dan ingin mendirikan sekolah. melalui cita-cita saya itu. saya ingin mewujudkannya dengan bersekolah yang tekun dan berdoa memohon supaya Tuhan mengabulkannya. saya suka bermain sepak bola dan basket. sekian perkenalan dari saya.